Selasa, 27 Oktober 2015

SEDIKIT ULASAN TENTANG AKU





Aku mencintai Alam, aku mencintai keindahan yang berbau hijau, aku mencintai petualangan, mimpi-mimpiku besar aku ingin menjelajahi Indonesia sebelum umur 25 tahun. Rumput hijau, bunga abadi, padang levender, hutan mati, danau indah aku ingin menyentuh semua itu, aku ingin berjalan menapaki indah semua itu, aku ingin menyentuhnya dengan tangan ku sendiri, aku ingin mencium tanahnya dengan keningku sendiri.

 aku tidak terlalu suka puncak gunung, aku lebih suka perjalanannya menuju puncak.

Walaupun berbagai larangan terlontar dari keluargaku, tapi itu tidak mematah semangatku untuk naik dan turun puncak gunung, yahh mungkin mereka bertanya-tanya pa yang kucari disana, apa manfaatnya disana, menjelaskan percuma karna susah untuk dimengerti, karna orang tidak pernah akan bisa mengerti kalau tidak mencoba semua itu sendiri ataupun turun langsung sendiri.

Tapi sedikitlah yang bisa kugambarkan aku percaya semakin jauh kita berjalan akan semakin banyak pengalaman hidup yang kau dapatkan, karna hidup ini sekali, Tuhan menciptakan alam yang indah ini untuk manusia nikmati, untuk manusia syukuri betapa agungnya kuasa Tuhan. Alasan ku mendaki gunung, disana aku belajar arti sebuah syukur dalam kehidupan ini, arti sebuah kebersamaan, saling tolong menolong .

“No montain is worth even a finger or a toe to frostbite return home is real succes. Summit is only bonus ( tidak ada gunung yang senilai jari tangan atau kaki. Rumahlah tempat kita kembali. Puncak hanyalah bonus).”
 
Mungkin sebagian orang heran dengan aku yang suka turun naik gunung, yang biasa cewek-cewek lain suka ke mall, nonton, belanja, aku lebih memilih menapaki gunung yang menjulang tinggi karna disanaku menemukan kebahiagaan ku. Waktu sibuk aku bela-belain luangkan waktu untuk kesana, mungkin bagi sebagian orang yang tidak bisa mengambil kesimbulan dan makna dari semua itu menganggap bahwa naik gunung itu capek, ga guna, ngantar nyawa, bagiku itu salah. Hidup itu pasti mati, kita jangan takut dengan kematian, semua orang pasti meninggal Cuma tidak tahu kapan, dengan cara yang seperti apa, dan di mana meninggalnya. Bagiku capek iya, tapi itulah kebahagiaan nya, bukan puncak yang aku taklukin, tapi diri sendirilah yang belajar aku taklukin.
Aku merasa banyak hikmah dibalik hobby baruku, setelah selama ini akhirnya aku menemukan kesukaanku, aku lebih tenang menghadapi kehidupan ini, dulu aku takut menghadapi masalah sendiri, sekarang bisa ku atasi sendiri, aku lebih belajar untuk dewasa, tidak manja kayak dulu,dulu manjaku minta ampun kepada ayahku, sekarang udah mulai kukurangi, aku ingin membuktikan menjadi anak yang dewasa, bijak dalam menghadapi kehidupan ini, sopan santun kujaga, tutur kata, sikap semua mulai kujaga.

GALAU

Yahhh galau kalau aku turun gunung, meskipun akun menyukai turunan kalau digunung, tapi ternyata tidak enak juga kalau turun terus,,, back, aku sedih kalau turun gunung, yahhh karna persoalan hidup yang ruwet menghadang didepan, tapi harus kujalani, naik gunung yang capek aja aku bisa, masa masalah kecil aja mau nyerah. Itu yang kutanamkan dalam hati dan pikiran ku kalau aku merasa jenuh dan galau dengan semua persoalan hidup.

SENDIRI

Itu yang aku suka, aku suka dengan kesendirianku, walaupun aku ngk munafik, kadang aku sedih kalau terlalu kesepian karna temanku punya acara masing-masing dengan patnernya, lahhh aku...hemmmm nikmati aja. Walau sendiri aku punya laptop yang bisa diajakin curhat, dan Tuhan yang slalu ada dan mendukung semua yang kuinginkan. Thanks GOD.

IMPIAN

Impian ku banyak...terutama aku pengen cepat-cepat lulus, dan lanjutin kuliah lagi disitu, iya disitu. Didaerah yang banyak gunungnya.hahaaha, semoga bisa dehh, semoga ada bajettnya, semoga Tuhan ku memberi izin, dan mengabulkannya. Lalu, aku pengen punya seseorang ahemmm yang bisa ajakin dan bawa aku keliling Indonesia, menaikin gunung-gunung dipulau jawa, NTT, dll. Tapi, kapan!!!!itu mah jawabannya Cuma Tuhan yang tau, mungkin Tuhan masih mempersiapkan yang terbaik untukku. Yang sekarang-sekarang ini Cuma datang lalu pergi aku ngk butuh yang itu. Aku Cuma butuh yang slalu ada, terima aku apa adanya, semua yang kusuka didukung.haha ngak ada waktu buat main-main soal hati.

berbagi cerita



         
           Kehidupan ini tidak semudah yang orang-orang lihat, berbagai promblem kehidupan harus dihadapi dari yang level sedang, berat, tak terkecuali kita membutuhkan teman dekat untuk berbagi cerita, meluapkan keluhan yang ada dihati. Maka dari itu kita membutuhkan teman dekat. Karena pada hakikatnya manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri.
          Maka dari itu aku juga sebagai manusia membutuhkan seseorang yang dekat, untuk berbagi semua keluh kesah ku.
          Sudah sekian lama sendiri, menghadapi semuanya sendiri, tegar dengan kesendirian. Sesuatu tak diharapkan datang awalnya dia hanya teman, teman yang baru kenal, tiba-tiba setiap hari, setiap waktu selalu mengirim message denagn isi selalu ngabarin dimana dia dan aku berada dimana. Tak ada rasa apa-apa saat itu. Tapi karena seringnya berkomunikasi membuat ku timbul sedikit perasaan lebih dari sekedar teman. Waktu berlalu lebih cepat dari yang ku duga dia tiba-tiba menghilang dan tak memberi kabar apapun lagi. Dalam hati aku terjebak lagi dalam awal yang salah, yang pernah beberapa kali terjadi pada ku, mungkin sudah biasa dan punya sedikit pengalaman sebelumnya aku tidak terlalu berharap lebih, dan sudah waspada akhirnya akan sama, ternyata dugaan ku benar. 

Aku tak menyalahkan dia dalam kisah ini, mungkin aku yang salah. Tapi, tetap saja aku merasa sakit, aku merasa sedih.
          Akhirnya aku memutuskan untuk tidak dulu memulai apapun itu yang berhubungan dengan hati. Aku mencoba instropeksi diri dulu, mungkin aku yang salah jadi kisah itu terulang lagi, ku mencoba perbaiki diri, agar tidak terjebak dengan kisah yang sama lagi.

Kadang ku menyesal membiarkan mu hadir dihidupku


Mungkin sekarang lebih baik jalani hidup sendiri tak usah dulu membuka hati untuk siapapun. Fokus dengan sesuatu yang sudah ada, bukan untuk mencari yang belum ada. Lebih baik nikmati hidup, pergi kemana hati suka. Tidak usah dicari pasti akan datang sendiri.

perbaiki diri, dekatkan diri dengan Tuhan, kejar semua impian yang belum tercapai. 

KETAKUTAN YANG HANYA DIPAHAMI PARA PENDAKI PEREMPUAN



Bagi sebagian wanita, mendaki gunung terlihat seperti sebuah kegiatan outdoor yang sangat menakutkan.
Harus berhari-hari berada di gunung, tidak mandi, terpapar sinar matahari, tidur di tempat ala kadarnya, atau diterpa badai. Tapi, ternyata di luar itu banyak pendaki kartini yang faktanya tangguh dan berani dalam mendaki, bahkan sampai di pelosok negeri.
Pendakian pertamaku pun sempat dihinggapi rasa takut dan khawatir.
Meskipun aku sangat bersemangat, namun dalam hati aku merasa ragu. Apakah aku bisa mendaki gunung yang amat tinggi itu? Belum lagi jalan yang menanjak, harus siap terpapar panas maupun hujan sewaktu-waktu. Aku takut apa nanti bisa mendaki dengan lancar atau justru akan merepotkan teman yang lain.
Tapi, ketakutan itulah yang justru membuat aku meyakinkan diriku sendiri bahwa aku pasti bisa.
Aku berkaca pada teman-teman wanita pendaki yang juga bisa melakukan pendakian ke puncak-puncak tertinggi. Dengan itu juga aku membekali diri di setiap pendakianku, bahwa selagi kita mau dan niat, pasti kita bisa. Dan yang terpenting selalu siapkan diri baik secara fisik maupun mental.
Ketakutan dipendakian pertama memang kerap menyambangi kaum wanita, terutama bagi mereka yang sama sekali belum familiar dengan kegiatan outdor yang cukup ekstrim.

1. ‘Kuat atau tidak ya?’

Sering kali beberapa teman wanita ingin bergabung dalam pendakian. Satu pertanyaan yang pasti muncul adalah, “Tapi nanti aku kuat nggak ya jalan sampai puncak?”
Sebenarnya pertanyaan ini hanya bisa dijawab oleh diri kita sendiri, karena kitalah yang paham kondisi badan kita. Apa kita memiliki sakit berat, atau memiliki alergi udara dingin, dan semacamnya.
Pada dasarnya, jika kita para kaum wanita punya niat, tujuan, dan persiapan yang matang tentulah puncak bisa diusahakan.
Yang terpenting tahu batasan diri, dan tidak memaksakan batasan itu. Ingat, bahwa tujuan akhir dari mendaki bukanlah puncak, tapi rumah. Kiranya jika para wanita punya kondisi khusus, jangan segan menceritakan pada teman pendakian agar bisa dicarikan solusi bersama, dan para wanita pun tetap bisa mendaki dengan nyaman.

2. ‘Bagaimana kalau mau mandi dan buang air?’

Pertanyaan kedua, “Nanti di gunung gimana mandi dan buang airnya?”
Wanita memang dikenal lebih ribet dibanding laki-laki. Sebelum wanita mendaki, terutama bagi para pemula, mereka pasti akan meributkan soal mandi dan buang air. Dulu pun di pendakianku yang pertama aku memikirkan hal itu.
Tapi, di gunung kita tak perlu merisaukan hal itu. Kita tak perlu mandi di gunung, kita bisa mandi di basecamp, sebelum atau sepulang dari mendaki. Jika di gunung ingin buang air, kita bisa mencari tempat yang sepi dan diperbolehkan untuk buang air.
Sebisa mungkin cari saja tempat yang jarang dilalui pendaki, dan jangan lupa minta tolong teman wanita lainnya untuk menjaga sekaligus menunggu barang kali ada orang lain yang lewat.
Jadi, bukan jadi persoalan yang harus ditakutkan sebenarnya.

3. Haruskah tidur satu tenda dengan teman lawan jenis?

Wajar saja jika hal ini membuat kaum hawa khawatir, ketika mereka mendaki bersama teman laki-laki dan membayangkan harus tidur bersama satu dome.
Padahal, hal ini tidak mutlak terjadi. Para wanita bisa mendirikan dome sendiri dan tidur terpisah dari teman laki-laki. Hal semacam ini tentu juga akan dipertimbangkan teman pendakian lawan jenis.
Mereka biasanya membawa 2 tenda atau lebih sesuai kebutuhan agar dapat tidur terpisah antara wanita dan laki-laki.
Kita juga bisa berpesan sebelumnya kepada rekan mendaki kita agar sebisa mungkin tidur terpisah antara wanita dan laki-laki. Jadi akan tetap aman dan nyaman.

4. Saya tidak pernah mendaki dan tidak tahu jalurnya

Begitulah pernyataan seorang teman wanita yang cukup tertarik ikut mendaki setelah melihat foto-fotoku.
Sebelum menjadi pendaki yang menjelajah kemana-mana, tentu mereka dulu juga pemula yang belum pernah mendaki. Lantas kenapa harus takut?
Tentang jalur pendakian tentu bukanlah masalah, yang terpenting ajak orang yang sekiranya sudah paham dan pernah mendaki ke gunung yang akan dituju. Jadi para wanita, tak perlu mencemaskan hal semacam ini lagi.
Kemasi ransel dan pergilah mendaki.

5. ‘Kalau ketemu binatang buas gimana?’

“Kalau nanti ketemu ular, singa, atau harimau gimana?”, ucap seorang teman yang sebetulnya sangat antusias untuk ikut mendaki.
Gunung memang tergolong kawasan liar yang tentu di dalamnya terdapat banyak sekali binatang liar. Kita hanya perlu berhati-hati dan waspada. Sejauh ini, jarang sekali terdengar berita adanya binatang liar yang menyerang pendaki. Tapi bukan berarti tidak ada.
Pastikan memilih jalur yang benar dan tidak membuat jalur sendiri, kemudian pilihlah kawasan tinggal sementara atau camping yang aman dan jauh dari semak-semak.
Jika perlu bawa beberapa peralatan senjata untuk perlindungan diri, misalnya pisau atau golok.

6. Nanti kulitku hitam dan rusak

Tenang, wanita tetap akan terlihat cantik setelah mendaki. Bahkan akan terlihat lebih mempesona menurutku. Para pendaki kaum hawa hanya perlu tahu bagaimana melindungi kulit agar tidak terlalu hitam dan rusak.
Usahakan untuk memakai pakaian yang tertutup, misalnya celana panjang, kaos lengan panjang, jaket, sarung tangan, kaos kaki, sepatu, penutup kepala, dan jika perlu masker penutup muka.
Ya, namanya juga wanita, kecantikan tetap jadi yang utama pastinya.
Gunakan juga produk krim yang mengandung sunscreen atau sunblock. Ini akan membantu kulit kita agar tidak terbakar ketika mendaki di siang hari. Gunakan juga lotion di bagian tubuh lain agar lebih aman dari sengatan matahari. Tapi ingat, jangan menggunakan make up berlebih, karena hal ini akan membuat kulit iritasi.
***
Ketakutan memang wajar bagi para pemula. Yang terpenting adalah niat dan pikiran positif. Mendaki bukanlah hal yang mustahil dilakukan oleh para wanita.
Untuk itu, hai kaum hawa, ayo segera siapkan energi dan ranselmu. Sudah banyak gunung menanti untuk didaki!


7 PRINSIP PERILAKU PENDAKI SEJATI

7 PRINSIP PERILAKU PENDAKI SEJATI
(By: Erika Aghniya. D)

Salam Lestari dalam Keberkahan Tuhan

Dalam kegiatan alam bebas, apapun itu bentuknya, menjaga dan memelihara alam adalah sebuah keharusan dalam kaitan dengan tidak memperparah kerusakan yang sudah ada, apalagi kegiatan perkemahan yang saat ini sedang meningkat trennya, maka turut menjaga kelestarian alam menjadi sebuah hal yang sangat perlu ditekankan. Ingat bahwa manusia memiliki kecenderungan untuk merusak, dan saat ini itulah yang terjadi. Masalah sampah di gunung mulai banyak diberitakan, kotoran manusia yang mengganggu para pendaki.
Indonesia Expeditions sebagai penggiat kegiatan pendakian gunung mengajak para pendaki gunung khususnya untuk menerapkan prinsip Leave No Trace, dan dibentuklah sebuah organisasi internasional bernama Leave No Trace Center for Outdoor Ethics. Indonesia Expeditions sebagai rekanan resmi dari Leave No Trace for Outdoor Ethics mendorong para pendaki gunung khususnya dan semua orang pada umumnya untuk turut menerapkan prinsip ini demi menjaga kelestarian alam kita ini.
Leave No Trace terdiri dari tujuh prinsip, sebagai berikut:

1. Rencana ke depan dan Persiapan.

Hal ini meliputi: 
a) tahu peraturan yang ada dan perhatian utama pada daerah yang dikunjungi;
b) Persiapkan untuk kondisi cuaca ekstrim, bahaya/resiko, dan kondisi darurat; 
c) merencanakan perjalanan dengan baik, terutama makanan, peralatan, bahan bakar masak, dll agar tidak membawa terlalu berlebih; 
d) mendaki dalam grup kecil. Pertimbangkan untuk membagi grup besar ke dalam grup yang lebih kecil; 
e) mengemas ulang makanan yang dibawa untuk meminimalkan sampah; dan 
f) gunakan alat navigasi seperti peta dan kompas/GPS untuk mengurangi penggunaan tanda jalan yang merusak seperti cat atau menjadi sampah seperti bendera atau tali.

2. Berjalan dan Berkemah pada permukaan yang tidak labil.

Yaitu a) permukaan yang tidak labil adalah jalur yang sudah dibuat termasuk area perkemahan, berjalan di atas batu atau kerikil, dan rumput kering, serta melintasi jalur yang sudah ada;
b) Jagalah sumber air dengan berkemah minimal 60 m dari danau atau sungai; dan 
c) pembukaan lahan baru sebaiknya dihindari jika tidak sangat diperlukan.

3. Buang kotoran dengan tepat.

a) Pastikan tidak meninggalkan sampah pada area perkemahan atau tempat beristirahat pada jalur; 
b) Kemas semua sampah dan bawa kembali turun; 
c) Kotoran manusia dibuang dalam lubang dan jauh dari sumber air, kemah, dan jalur pendakian, serta tutup kembali lubang yang dibuat; 
d) Tidak membuang tisu toilet atau produk pembersih lain sembarangan; 
e) Tidak mencuci dekat sumber air jika menggunakan produk pembersih dan tidak membuang sampah makanan dekat sumber air.

4. Biarkan benda bersejarah atau Benda kuno

Yaitu a) tidak membawa atau tinggalkan apa yang ditemukan; 
b) Lindungi masa lalu dengan cara periksa, tetapi tidak menyentuh artefak atau struktur sejarah dan kebudayaan jika menemukan; 
c) Tinggalkan semua objek natural sebagaimana adanya; 
d) Hindari memindahkan atau menempatkan spesies dari tempat lain ke tempat yang dikunjungi; 
e) dan Tidak melakukan pembangunan apapun dengan sembarangan.

5. Minimalkan dampak dari perapian.

a) Gunakan alat masak ringan dan penerangan seadanya, senter atau lilin; 
b) Tidak membuat perapian yang sangat besar atau gunakan hanya kayu yang sudah mati; c) Matikan perapian dengan benar dan Matikan bara dengan air dan sebar bara yang sudah padam.

6. Hormati satwa liar.

Yaitu: a) Amati satwa liar dari kejauhan dan Jangan mengikuti atau mendekati; 
b) Jangan pernah memberi makan pada satwa liar karena memberikan makanan pada satwa liar akan merusak kesehatannya, merubah perilaku natural, dan memaparkannya pada pemangsa atau bahaya lain; 
c) Lindungi satwa liar dan makanan anda dengan menyimpan perbekalan makanan dan sampahnya dengan aman; 
d) Hindari satwa liar pada saat mereka sedang kawin, membuat sarang, membesarkan anak.

7. Pikirkan pengunjung yang lain.

Yaitu a) Hormati pendaki lain dan lindungi kualitas pengalaman yang mereka dapat; 
b) Berperilaku sopan dengan pendaki lain; 
c) Memberi jalan pada pendaki lain dengan menyisih di jalur; 
d) Beristirahat dan berkemah tidak pada jalur; dan 
e) Hindari menciptakan keramaian dengan suara keras.

Salam Lestari
Semoga Memberikan Manfaat

PENCINTA DATARAN TINGGI

TERUNTUK REKAN2 KU PARA PENCINTA DATARAN TINGGI....
 suryono wijaya. Pendaki Indonesia


perasaan ketika mendengar tragedi lawu itu persis seperti ketika kejadian meleltusnya merapi dan mengakibatkan banyak korban luka bakar akibat wedhus gembel...
ketika evakuasi dan memegang jasad meleleh yg apabila kita tarik, dagingnya melekat d tangan kita, dengan bau khas daging manusia yg terpanggang, saya hanya bisa diam dan membayangkan jika hal itu harus sy alami...

mungkin sy terlalu sensi karena setiap ada kejadian, perasaan yg prtama kali muncul d kepala adalah membayangkan jika hal itu terjdi pada sy..mungkin...
saya membayangkan kengerian sakratul mautnya..
saya membayangkan ketika saya harus berlari menjauh dr api yg menyambar2 dr segala penjuru, harus mnghirup asapnya yg sengak, menyesakkan paru2, gelombang panasnya yg membakar udara dan saya juga membayangkan saya ga kuat lari karena kellahan. saya merangkak, saya beteriak, saya berusaha skuat tenaga menggapai tangan rekan sy yg juga lari menjauh karena bingung akan kondisi dirinya sndiri, saya pun ditinggalkan,.di belakang sy api menyala2..apinya belum menjamah kulit sy, namun gelombang panasnya terasa menyayat nyayat kulit sya...saya berteriak, teriak skuat mungkin, berharap ada yg mau menolong saya...

akhirnya sy bisa berdiri, saya berlari, tp kaki sy terperosok d lubang batu yg tajam, kaki sy terkilir, menambah rasa sakit saya..saya kembali terjatuh, saya menyaksikan api merenggut kaki sy, saya berteriak, berdoa, marah, nangis, sedih, putus asa, sakit..sakitnya seperti apa tak terkirakan...
Allah. yaa Roob...
saya tak mampu melanjutkan bayangan sy sndiri...

saya mau ke sana, bantu evakuasi, bantu apa saja, asal mereka selamat, bahkan sy ga peduli keselamatan sy, asal mereka slamat..namun apa daya..saya hanyalah budak perusahaan...saya tak berdaya melawan kekuasaan...saya kalah pada diri saya sndiri...luar biasa dongkolnya diri ini pada diri sy sndiri....
tiap malam sy diskusikan dngan teman sy sependakian d masa lalu..saya coba rembuk, dngan nada jengkel dan sedih bercampur aduk, ga karuan, ga jelas dan ga mendapat akhir kesimpulan yg bisa memuaskan hati saya karena korban telah jatuh....

WAHAI PEMUDA !!!!
WAHAI PENDAKI !!!
kalian yg muda dan kuat raga serta jiwanya, kalian yg banyak luang waktunya...

JANGAN MAU KALIAN DIBILANG PENDAKI ALAY !!!

JANGAN MAU KALIAN DIBILANG PENDAKI LEBAY !!!

BELAJAR !!!

BELAJAR LAH KALIAN

 hingga kalian bisa menaklukkan diri kalian sndiri !!!
kuasai emosi kalian..kuasai ego kalian...biarlah muka kalian ditampar hingga akhirnya kalian tahu bahwa jika muka ditampar sakit rasanya, bukan hanya raga saja yg tersakiti, namun, hati ini juga sakit luar biasa....
pelajari setiap detilnya ...kenali jalur2 nya, kenali lembah2 nya..amati pula jurang dan aliran sungainya... hapalkan jenis pohon2 nya.. amati pula awan berarak dan tebal kabutnya...

lupakanlah puncak !!!

lupakan sejenak...

puncak bukan hasil pendakian semalam, puncak adalah adalah tujuan ...puncak adalah obsesi, maka dr itu, jangan biarkan puncak menjadi pepesan kosong bermodal cerita dan hanya berupa foto saja !!!!
PUNCAK ADALAH PROSES panjang....

puncak terdiri dr ladang2, lembah2, punggungan dan jurang2...
puncak adalah proses pertemanan, persahabatan...berbagi kisah dan kasih sesama pendaki, dr manapun kalian datang, dan dr ras apapun kalian dilahirkan...

puncak adalah keselamatan !!!!

puncak adalah kegembiraan....

puncak bukanlah ego dan puncak bukanlah kesombongan....

berdirilah kalian di puncaknya dengan rendah hati, dengan tatapan kagum dengan perasaan yg takjub akan kebesaran Tuhan kalian..
berdirilah di sana sembari berbisik pada dirimu sndiri wahai pendaki....

" inilah aku, aku yg kecil dan tak berdaya, telah berdiri di tanah tertinggi yg engkau ciptakan....inilah aku, dengan segala daya dan kekuatan telah berjalan , menantang gelapnya malam, terjalnya tebing dan godaan2 yg ada..inilah aku, aku yg hanya bisa menatap tanpa memberi apapun pada ciptaan Mu ini...maka dr itu, tingkatkan takwaku dan rasa syukurku Yaa Roob..."
gunakan pisaumu kawan...gunakan tali temalimu, packing dengan benar bekalmu..kencangkan tali sepatumu dan jagalah rekan di sampingmu, agar kalian bisa kembali pulang dan kembali bertualang kawan...
alam mengerti akan kelelahan kalian...pohon2 tau apa isi hati kalian...rumput yg terinjak pun membantu memudahkan kalian dalam setiap pendkian..bahkan, batu batu yg tajam juga ikut menjdi bagian dlm perjalanan suci kalian, menjdi pegangan, menjdi patokan...
wahai kawanku....
belajarlah kalian...dan aku juga belajar pada kalian...pahami kondisi diri kalian, pahami juga alam sekitar kalian...
hormati ranting2 pohon yg ada....senyumlah pada kegelapan malam yg gulita...ajaklah bicara kabut dan angin yg menerpa, maka mereka akan memberikaan jawaban akan kesedihan dan kelelahan kalian selama pendakian....

keselamatan menjdi harga mati petualangan kalian...
kematian menjdi larangan mutlak untuk kalian....
walau takdir selalu mengintai dimanapun kaki emlangkah..
tidak menjdi halangan untuk menjaga selembar nyawa yg dititipkan pada kita...
jangan lah banyak bergurau di pendakian..jangan pula banyak tertawa d perjalanan kalian, sehingga pelajaran dan petunjuk yg ada akan menjdi sirna karena ketidak waspadaan kalian selama pendkian...
persiapan yg baik akan menghasilkan petualangan yg memadai prilaku yg baik akan menghasilkan suasana yg menggembirakan perlatan yg mumpuni tentu akan dapat memenuhi kebutuhan perbekalan yg cukup akan membuat petualangan terselesaikan dan ilmu yg diamalkan tentu menjdi faktor utama keselamatan...
mari belajar kembali ini adalah ajakan.. bukan pemaksaan...

benar2 berduka untuk rekan2 lawu dan diri saya sndiri yg tak mampu berbuat apa2...

IMPLEMENTASI PROGRAM GIZI

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Indonesia sudah merdeka lebih dari 63 tahun. Namun persoalan gizi masih menghantui sebagian ...