Selasa, 20 Maret 2018

IMPLEMENTASI PROGRAM GIZI


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Indonesia sudah merdeka lebih dari 63 tahun. Namun persoalan gizi masih menghantui sebagian warganya. Bangsa Indonesia masih harus berjuang memerangi beberapa penyakit dan masalah kurang gizi yang saling berinteraksi satu sama lain. Masalah gizi buruk pada anak balita di Indonesia menjadi prioritas utama pembangunan kesehatan dan gizi. 
Tingginya angka kematian ini juga dampak dari kekurangan gizi pada penduduk. Mulai dari bayi dilahirkan,masalahnya sudah mulai muncul, yaitu dengan banyaknya bayi lahir dengan berat badan rendah (BBLR<2.5 Kg). Masalah ini berlanjut dengan tingginya masalah gizi kurang pada balita, anak usia sekolah, remaja, dewasa sampai dengan usia lanjut.
Masalah gizi pada  hakikatnya adalah masalah kesehatan masyarakat, namun penanggulanagannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja. Penyebab timbulnya masalah gizi adalah multifactor, oleh karena itu pendekatan penanggulangannya harus melibatkan berbagai sector yang terkait.
Mengingat penyebabnya sangat kompleks, pengelolaan gizi buruk memerlukan kerjasama yang komprehensif dari semua pihak. Bukan hanya dari dokter maupun tenaga medis, namun juga pihak orang tua,keluarga, pemuka masyarakat maupun agama dan pemerintah.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan implementasi program gizi?
2.      Zat-zat apa saja yang termsuk dalam gizi?
3.      Apa fungsi gizi bagu=i tubuh manusia?
4.      Bagaimana cara perbaikan status gizi?
5.      Bagaimana program gizi di masyarakat?
6.      Apa yang dimaksud Participatory Rural Appraisal (PRA)  ?
7.      Apa saja langkah perencanaan program gizi?
C.    Tujuan Penulisan
Tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah untuk menambah wawasan dan mempermudah dalam pembelajaran rekan-rekan semua.












BAB II
PEMBAHASAN
A.    Teori-teori
1.      Pengertian Implementasi Program gizi
Menurut para ahli Implementasi adalah bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan, atau adanya mekanisme suatu sistem. Implementasi bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan.
Secara etimologi kata “gizi” berasal dari bahasa arab “ghidza”, yang berarti “makanan”. Menurut dialek Mesir, “ghidza” dibaca “ghizi”.
      Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absobsi, transportasi, penyimpanan, metabolism dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta manghasilkan energy.
      Gizi adalah proses makhluk hidup menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti (penyerapan), absorpsi, transportasi,penyimpanan, metabolism dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan.
2.      Zat-zat yang termasuk dalam gizi
Macam-macam zat yang termasuk dalam gizi adalah sebagai berikut :
a.       Air, merupakan bagian terpenting dari setiap sel tubuh yang dapat ditemukan pada hampir semua bahan makanan baik hewani maupun perlu diketahui pula bahwa dalam struktur tubuh manusia, air merupakan zat yang lebih dominan sebagian pembangunan struktur tubuh itu sendiri.
b.      Karbohidrat, yaitu zat gizi yang terbentuk dari unsur karbon, oksigen, dan Hydrogen.
c.       Mineral, yaitu senyawa berbagai garam mineral atau juga terdapat sebagai unsur bebas.
d.      Vitamin, yaitu berupa senyawa organik yang fungsinya menyerupai fungsi hormon.
e.       Protein yang terbentuk dari senyawa selain karbon, oksigen, dan hydrogen yang juga mengandung unsur nitrogen.
f.       Lipida atau lemak yang terbentuk dari rantai karbon, oksigen, dan hydrogen pada proses metabolisme tubuh.
3.      Fungsi Gizi
Gizi memiliki beberapa fungsi yang berperan dalam kesehatan tubuh makhluk hidup,yaitu:
1)      Memelihara proses tubuh dalam pertumbuhan/perkembangan mengganti jaringan tubuh yang rusak.Memperoleh energy guna melakukan kegiatan sehari-hari. Mengatur energy guna melakukan kegiatan sehari-hari.
2)      Mengatur metabolisme dan mengatur berbagai keseimbangan air, mineral dan cairan tubuh yang lain, berperan dalam mekanisme pertahanan tubuh terhadap berbagai penyakit (protein).
Tak satupun jenis makanan yang mengandung semua zat gizi, yang mampu membuat seseorang untuk hidup sehat, tumbuh kembang dan produktif. Oleh karena itu, setiap orang perlu mengkonsumsi anekanragam makanan ; kecuali bayi umur 0-4 bulan yang cukup engkonsumsi Air Susu Ibu (ASI) saja. Bagi bayi 0-4 bulan, ASI adalah satu-satunya makanan tunggal yang penting dalam proses tumbuh kembang dirinya secara wajar dan sehat.
Makan makanan yang beranekaragam sangat bermanfaat bagi kesehatan. Makanan yang beranekaragam yaitu makanan yang mengandung unsur-unsur zat gizi yang diperlukan tubuh baik kualitas maupun kuantitasnya,dalam pelajaran ilmu gizi biasa disebut triguna makanan yaitu, makanan yang mengandung zat tenaga, pembangun dan zat pengatur. Apabila terjadi kekurangan atas kelengkaapan salah satu zat gizi tertentu pada satu jenis makanan, akan dilengkapi oleh zat gizi serupa dari makanan yang lain. Jadi makan makanan yang beraneka ragam akan menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga antara lain: beras, jagung, gandum, ubi kayu, ubi jalar kentang, sagu, roti dan mie. Minyak,margarin dan santan yang mengandung lemak juga dapat menghasilkan tenaga. Makanan sumber zat tenaga menunjang aktivitas sehai-hari.
Makanan sumber zat pembangun yang berasal dari bahan makanan nabati adalah kacang-kacangan, tempe,tahu. Sedangkan yang berasal dari hewan telur, ikan, ayam, daging, susu serta hasil olahan, seperti keju. Zat pembangun berperan sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan seseorang.
Makanan sumber  zat pengatur adalah semua sayur-sayuran dan buah-buahan.Makanan ini mengandung berbagai vitamin dan mineral, yang berperan untuk melancarkan bekerjanya fungsi organ-organ tubuh.
4.      Status Gizi
Status gizi adalah keadaan kesehatan individu-individu atau kelompok–kelompok yanng ditentukan oleh derajat kebutuhan fisik akan energi dan zat gizi yang diperoleh dari pangan dan makanan yang dampak fisiknya diukur secara antropometri (Almatsier, 2001). Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi antara lain faktor langsung (infeksi dan konsumsi pangan) dan faktor tak langsung (tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan dan sosial budaya).
Menurut Supariasa (2001), Penilaian status gizi digolongkan menjadi dua macam, yaitu penilaian status gizi secara langsung (antropometri, klinis, biokimia, biofisik) danfaktor tak langsung (tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan dan sosial budaya).
Menurut Supariasa (2001), Penilaian status gizi digolongkan menjadi dua macam, yaitu penilaian status gizi secara langsung (antropometri, klinis, biokimia, biofisik) dan penilaian status gizi secara tak langsung (survei konsumsi makanan, statistik vital dan faktor ekologi).
      Status gizi adalah Ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu, atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu, contoh gondok endemic merupakan keadaan tidak seimbangnya pemasukan dan penggeluaran yodium dalam tubuh.
Macam—macam penilaian status gizi
1)      Penilaian status gizi secara langsung
Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi empat penilaian yaitu: Antropometri, klinis, biokimia dan biofisik.
a.       Antropometri
·         Pengertian
            Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macamSecara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.

·         Penggunaan
          Antropometri secara umum digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein dan energi. Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh.
·         Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI)
            Salah satu contoh penilaian ststus gizi dengan antropometri adalah Indeks Massa Tubuh. Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI) merupakan alat atau cara yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa, khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan. Berat badan kurang dapat meningkatkan resiko terhadap penyakit infeksi, sedangkan berat badan lebih akan meningkatkan resiko terhadap penyakit degeneratif. Oleh karena itu, mempertahankan berat badan normal memungkinkan seseorang dapat mencapai usia harapan hidup yang lebih panjang.
Pedoman ini bertujuan memberikan penjelasan tentang cara-cara yang dianjurkan untuk mencapai berat badan normal berdasarkan IMT dengan penerapan hidangan sehari-hari yang lebih seimbang dan cara lain yang sehat.
Untuk memantau indeks masa tubuh orang dewasa digunakan timbangan berat badan dan pengukur tinggi badan. Penggunaan IMT hanya untuk orang dewasa berumur > 18 tahun dan tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil, dan olahragawan.
Untuk mengetahui nilai IMT ini, dapat dihitung dengan rumus berikut:
Berat Badan (Kg)
IMT = ——————————————————-
Tinggi Badan (m) X Tinggi Badan (m)
Pada akhirnya diambil kesimpulan, batas ambang IMT untuk Indonesia adalah sebagai berikut:

Kategori
IMT



Kurus
Kekurangan berat badan tingkat berat
<> 
Kurus sekali
Kekurangan berat badan tingkat ringan
17,0 – 18,4
Normal
Normal
18,5 – 25,0
Gemuk
Kelebihan berat badan tingkat ringan
25,1 – 27,0
Obes
Kelebihan berat badan tingkat berat
> 27,0
Untuk mengukur status gizi anak baru lahir adalah dengan menimbang berat badannya yaitu : jika ≤ 2500 gram maka dikategorikan BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) jika 2500 – 3900 gram Normal dan jika ≥ 4000 gram dianggap gizi lebih.
Sedangkan parameter penilaian status gizi secara antropometri antara lain umur, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada dan jaringan lunak).
Indeks antropometi adalah kombinasi antara beberapa parameter. Beberapa jenis indeks antropometri (Supariasa, 2001) :
a)      Berat Badan Menurut Umur (BB/U)
b)       Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U)
c)      Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB)
d)     Lingkar Lengan Atas Menurut Umur (LLA/U)
e)       Indeks Massa Tubuh (IMT)
f)       Tebal Lemak Bawah Kulit Menurut Umur
g)       Rasio Lingkar Pinggang dengan Pinggul
b.      Klinis
·         Pengertian
Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel (supervicial epithelial tissues) seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral atau pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid.
·   Penggunaan
Penggunaan metode ini umumnya untuk survei klinis secara cepat (rapid clinical surveys). Survei ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Di samping itu digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan fifik yaitu tanda (sign) dan gejala (Symptom) atau riwayat penyakit.
c.       Biokimia
·         Pengertian
Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan antara lain : darah, urine, tinja dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot.
·         Penggunaan
Metode ini digunakan untuk suata peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi. Banyak gejala klinis yang kurang spesifik, maka penentuan kimia faali dapat lebih banyak menolong untuk menentukan kekurangan gizi yang spesifik.
d.      Biofisik
·         Pengertian
Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan struktur dari jaringan.
·         Penggunaan
Umumnya dapat digunaakan dalam situasi tertentu seperti kejadian buta senja epidemik (epidemic of night blindnes). Cara yang digunakan adalah tes adaptasi gelap.
2)      Penilaian gizi secara tidak langsung
Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi tiga yaitu Survei Konsumsi makanan, statistik vital dan faktor ekologi.
a.       Survei Konsumsi Makanan
·         Pengertian
Survei konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi.
·         Penggunaan
Pengumpulan data konsumsi makanan dapat memberikan gambaran tentang konsumsi berbagai zat gizi pada masyarakat, keluarga dan individu. Survei ini dapat mengidentifikasikan kelebihan dan kekurangan zat gizi.
b.      Statistik Vital
·         Pengertian
Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan menganalisis dan beberapa statistik kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian akibat penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan.
·         Penggunaan
Penggunaannya dipertimbangkan sebagai bagian dari indikator tidak langsung pengukuran status gizi masyarakat.
c.       Faktor Ekologi
·         Pengertian
Bengoa mengungkapkan bahwa malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil interaksi beberapa faktor fisik, biologis dan lingkungan budaya. Jumlah makanan yang tersedia sangat tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi dll.
·   Penggunaan
Pengukuran faktor ekologi dipandang sangat penting untuk mengetahui penyebab malnutrisi di suatu masyarakat sebagai dasar untuk melakukan program intervensi gizi.
5.      Program Perbaikan Gizi Masyarakat
Program Perbaikan Gizi Masyarakat  adalah salah satu  program pokok Puskesmas  yaitu program  kegiatan yang meliputi peningkatan pendidikan gizi, penanggulangan Kurang Energi Protein, Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat Kekurangan Yaodium (GAKY), Kurang Vitamin A, Keadaan zat gizi lebih, Peningkatan Survailans Gizi, dan Perberdayaan Usaha Perbaikan Gizi Keluarga/Masyarakat.
Kegiatan-kegiatan program ini ada yang dilakukan  harian,  bulanan, smesteran ( 6 bulan sekali) dan tahun ( setahun sekali) serta beberapa kegiatan  investigasi dan intervensi yang dilakukan setiap saat jika ditemukan masalah gizi  misalnya ditemukan adanya kasus gizi buruk.  Kegiatan program Perbaikan Gizi Masyarakat dapat dilakukan dalam maupun di luar gedung Puskesmas.
·         Kegiatan Program gizi harian
1)      Peningkatan pemberian ASI Eksklusif adalah Pemberian ASI tampa makanan dan minuman lain pada bayi  berumur nol sampai dengan 6 bulan.
2)      Pemberian MP-ASI anak umur  6- 24 bulan adalah pemberian  makanan pendamping ASI pada anak usia  6-24 bulan dari keluarga miskin selama 90 hari.
3)      Pemberian tablet besi (90 tablet) pada ibu hamil adalah pemberian tablet besi (90 tablet) selama masa kehamilan.
4)      Pemberian PMT pemulihan pada Keluarga Miskin adalah balita keluarga miskin yang ditangani di sarana pelayanan kesehatan sesuai tatalaksana gizi di wilayah puskesmas.
5)      Kegiatan  investigasi dan intervensi yang dilakukan setai saat jika ditemukan masalah gizi  misalnya ditemukan adanya kasus gizi buruk.
·   Kegiatan Program gizi bulanan
Kegiatan yang dilakukan bulanan adalah
1)            Pemantauan Pertumbuhan Berat Badan Balita ( Penimbangan Balita) adalah  pengukuran berat badan balita untuk mengetahui  pola pertumbuhan dan perkembangan berat badan balita.
2)            Kegiatan konseling gizi dalam rangka peningkatan pendidikan gizi dan Perberdayaan Usaha Perbaikan Gizi Keluarga/Masyarakat.
Kegiatan yang dilakukan setiap smester ( 6 bulan sekali)  adalah Pemberian Kapsul  Vitamin A (Dosis 200.000 SI) pada balita adalah  pemberian  kaspusl vitamin A dosis tinggi kepada bayi dan anak balita secara periodik yaitu untuk bayi diberikan  setahun sekali  pada bulan Februari dan Agustus dan untuk anak balita enam bulan sekali dan secara serentak  dalam bulan Februari dan Agustus
·         Kegiatan Program gizi tahunan
Kegiatan yang dilakukan setiap tahun ( setahun sekali adalah)
1)      Pemantauan Status Gizi balita
2)      Pemantaun konsumsi gizi
3)      Pemantauan penggunaan garam beryodium
Pelaksana program Gizi di Puskesmas dilakukan oleh  tenaga gizi berpendidikan  D1 (Asisten Ahli Gizi) dan DIII (Ahli Madya Gizi)  serta S1/D4 Gizi (Sarjana Gizi)  yang khusus dipersiapkan  atau mahir dalam Usaha Perbaikan Gizi Keluarga/Masyarakat  atau sebagai tenaga profesinal di bidang gizi.  Pelaksana Program Gizi dapat juga dilakukan oleh tenaga kesehatan lain yang telah dilatih dalam pelaksanaan program gizi puskesmas.
6.      Participatory Rural Appraisal (PRA)
Menurut Anonim (2002), pendekatan, metode dan teknik PRA (Participatory Rural Appraisal) berkembang pada periode 1990-an. Participatory Rural Appraisal (PRA) adalah sebuah metode pemahaman lokasi dengan cara belajar dari, untuk dan bersama dengan masyarakat untuk mengetahui, menganalisa dan mengevaluasi hambatan dan kesempatan melalui multi-disiplin dan keahlian untuk menyusun informasi dan pengambilan keputusan sesuai dengan kebutuhan. PRA mempunyai sejumlah teknik untuk mengumpulkan dan membahas data. Teknik ini berguna untuk menumbuhkan partisipasi masyarakat. Teknik-teknik PRA antara lain :
1)      Secondary Data Review (SDR) – Review Data Sekunder.
Merupakan cara mengumpulkan sumber-sumber informasi yang telah diterbitkan maupun yang belum disebarkan. Tujuan dari usaha ini adalah untuk mengetahui data manakah yang telah ada sehingga tidak perlu lagi dikumpulkan.
2)      Direct Observation – observasi langsung
Direct Observation adalah kegiatan observasi langsung pada obyek-obyek tertentu, kejadian, proses, hubungan-hubungan masyarakat dan mencatatnya. Tujuan dari teknik ini adalah untuk melakukan cross-check terhadap jawaban-jawaban masyarakat.
3)      Semi-Structured Interviewing (SSI) – Wawancara Semi Terstruktu
Teknik ini adalah wawancara yang mempergunakan panduan pertanyaan sistematis yang hanya merupakan panduan terbuka dan masih mungkin untuk berkembang selama interview dilaksanakan. SSI dapat dilakukan bersama individu yang dianggap mewakili informasi, misalnya wanita, pria, anak-anak, pemuda, petani, pejabat lokal.
4)      Focus Group Discussion – Diskusi Kelompok Terfokus
Teknik ini berupa diskusi antara beberapa orang untuk membicarakan hal-hal bersifat khusus secara mendalam. Tujuannya untuk memperoleh gambaran terhadap sesuatu masalah tertentu dengan lebih rinci.
5)      Perference Ranking and Scoring
Adalah teknik untuk menentukan secara tepat problem-problem utama dan pilihan-pilihan masyarakat. Tujuan dari teknik ini adalah untuk memahami prioritas-prioritas kehidupan masyarakat sehingga mudah untuk diperbandingkan.
6)      Direct Matrix Ranking
Adalah sebuah bentuk ranking yang mengidentifikasi daftar kriteria obyek tertentu. Tujuannya untuk memahami alasan terhadap pilihan-pilihan masyarakat, misalnya mengapa mereka lebih suka menanam pohon rambutan dibanding dengan pohon yang lain. Kriteria ini mungkin berbeda dari satu orang dengan orang lain, misalnya menurut wanita dan pria tentang tanaman sayur.
7)      Peringkat Kesejahteraan
Rangking Kesejahteraan Masyarakat disuatu tempat tertentu. Tujuannya untuk memperoleh gambaran profil kondisi sosio-ekonomis dengan cara menggali persepsi perbedaan-perbedaan kesejahteraan antara satu keluarga dan keluarga yang lainnya dan ketidak seimbangan di masyarakat, menemukan indikator-indikator lokal mengenai kesejahteraan.
8)      Pemetaan Sosial
Teknik ini adalah suatu cara untuk membuat gambaran kondisi sosial-ekonomi masyarakat, misalnya gambaran posisi pemukiman, sumber-sumber mata pencaharian, peternakan, jalan, dan sarana-sarana umum. Hasil gambaran ini merupakan peta umum sebuah lokasi yang menggambarkan keadaan masyarakat maupun lingkungan fisik.
9)      Transek (Penelusuran)
Transek merupakan teknik penggalian informasi dan media pemahaman daerah melalui penelusuran dengan berjalan mengikuti garis yang membujur dari suatu sudut ke sudut lain di wilayah tertentu.
10)  Kalender Musim
Adalah penelusuran kegiatan musiman tentang keadaan-keadaan dan permasalahan yang berulang-ulang dalam kurun waktu tertentu (musiman) di masyarakat. Tujuan teknik ini untuk memfasilitasi kegiatan penggalian informasi dalam memahami pola kehidupan masyarakat, kegiatan, masalah-masalah, focus masyarakat terhadap suatu tema tertentu, mengkaji pola pemanfaatan waktu, sehingga diketahui kapan saat-saat sibuk dan saat-saat waktu luang.
11)  Alur Sejarah
Alur sejarah adalah suatu teknik yang digunakan untuk mengetahui kejadian-kejadian dari suatu waktu sampai keadaan sekarang dengan persepsi orang setempat. Tujuan dari teknik ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai topik-topik penting dimasyarakat.
12)  Analisa Mata Pencaharian
Masyarakat akan terpandu untuk mendiskusikan kehidupan mereka dari aspek mata pencaharian. Tujuan dari teknik ini yaitu memfasilitasi pengenalan dan analisa terhadap jenis pekerjaan, pembagian kerja pria dan wanita, potensi dan kesempatan, hambatan.
13) Diagram Venn
Teknik ini adalah untuk mengetahui hubungan institusional dengan masyarakat. Tujuannya untuk mengetahui pengaruh masing-masing institusi dalam kehidupan masyarakat serta untuk mengetahui harapan-harapan apa dari masyarakat terhadap institusi-institusi tersebut.
14)  Kecenderungan dan Perubahan
Adalah teknik untuk mengungkapkan kecenderungan dan perubahan yang terjadi di masyarakat dan daerahnya dalam jangka waktu tertentu. Tujuannya untuk memahami perkembangan bidang-bidang tertentu dan perubahan-perubahan apa yang terjadi di masyarakat dan daerahnya.
7.      Langkah Perencanaan Program Gizi
a)         Diagnosis dan Analisis Situasi
·         Bayi yang lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR)
·         Program ini ditujukan untuk ibu hamil, menyusui dan nifas
·         Bayi lahir dengan berat badan saat lahir kurang dari 2500 gram
·         Bayi yang lahir BBLR berisiko mengalami penyakit infeksi, kekurangan gizi dan menurunnya intelligence quotient (IQ)
·         Factor ibu, janin, plasma, dan lingkungan.
b)      Formulasi tujuan spesifik
·         Tujuan secara nasional : Menurunkan bayi yang lahir BBLR
·         Tujuan dapat diukur secara kuantitatif: Menurunkan kelahiran bayi BBLR

















BAB III
DAFTAR PUSTAKA
Arali, 2005. Program perbaikan gizi Masyarakat. https://arali2008.wordpress.com/2011/12/19/program-perbaikan-gizi-puskesmas/ diakses Oktober 2016

Cara Medis, 2015. Pengertian gizi dan manfaat untuk tubuh.www.Caramedis.com . diakses: Oktober 2016
Devi, 2015. Implementasi Program Gizi.http://devinursafitrinutrition.blogspot.co.id/2016/05/contoh-implementasi-program-gizi.html Diakses: Oktober 2016

Febienutz, 2009. Implementasi Program Gizi. Febienutz.blogspot.co.id. diakses:Oktober 2016

Ismail, 2011. Analisis Implementasi Program Penangulangan Gizi Buruk di Masyarakat. Eprints, undip.ac.id diakses Oktober 2016

Pratiwi K, 2015. Jurnal Implementasi Program penanggulangan gizi buruk. Jurmanis.utan.ac.id diakses: Oktober 2016

www.gurupendidikan.com diakses : Oktober 2016


IMPLEMENTASI PROGRAM GIZI

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Indonesia sudah merdeka lebih dari 63 tahun. Namun persoalan gizi masih menghantui sebagian ...